Selama Juli 2016 masih banyak pemberitaan seputar Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang menjadi sorotan di media massa, terutama media online. Di beberapa daerah di Indonesia masih mengalami karhutla yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat di sekitar lokasi kebakaran.
Berikut 5 fakta menarik mengenai karhutla yang menjadi sorotan di media online selama bulan Juli 2016:
1. 288 Hotspot Muncul di Sumatera dan Kalimantan
Berdasarkan pantauan Lapan dari satelit Modis dengan sensor Terra Aqua dari NASA, hingga awal Juli 2016, terdeteksi ada 288 hotspot. dengan tingkat kepercayaan sedang (30-79%) dan tinggi (lebih dari 80%). Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo, Dari 288 hotspot tersebut 245 hotspot di Sumatera dan 43 hotspot di Kalimantan. Sebagian besar hotspot tersebut disengaja atau dibakar. (sumber: detik.com)
2. Selama Idul Fitri dan Libur Lebaran, Petugas Satgas Karhutla Terus Bekerja
Meskipun Lebaran, petugas dari Satgas Terpadu di Wilayah Riau tetap bekerja memadamkan api kebakaran hutan dan lahan, baik oleh satgas udara maupun satgas darat. Petugas menggunakan pesawat air tractor dan helikopter MI-171 dengan water bombing untuk melakukan check spot dan ditemukan beberapa lokasi lahan terbakar. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pemadaman dari darat dan udara dilakukan oleh personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Damkar, serta bantuan dari masyarakat. (sumber: viva.co.id)
3. 20% Kebakaran Hutan di Riau adalah Area Perusahaan
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan 20 persen hutan dan lahan yang terbakar saat titik api muncul pada awal Juli lalu berada di areal konsesi perusahaan. Analisa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terkait pelanggaran hukum sedang diselidiki oleh Kepolisian Daerah Riau. (sumber: antaranews.com)
4. Ada 196 Desa di Kalbar Rawan Karhutla
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis menyatakan, tercatat sebanyak 196 desa dari 1.977 desa di Kalbar rawan kebakaran hutan dan lahan. Desa-desa yang rawan terjadi kebakaran pada musim kemarau, yakni Desa Teluk Empening, Teluk Bayur dan Teluk Bakung di Kabupaten Kubu Raya. Kemudian Desa Batu Nanta di Kabupaten Melawi, Desa Akcaya I di Kabupaten Sintang. (sumber: antarakalbar.com)
5. 11 Perusahaan Terlibat Kasus Karhutla Mendapat SP3
Polda Riau menghentikan penanganan perkara 11 perusahan yang sebelumnya disangkakan telah melakukan pembakaran hutan dan lahan di Riau.Kabar terkait Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) 11 perusahaan ini disampaikan oleh Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari). Menurut Woro Supartinah, Koordinator Jikalahari, 11 perusahaan yang dihentikan ini telah disidik sejak tahun 2015 lalu dimana 80 persen lahan konsesi 11 perusahaan tersebut masuk kedalam peta restorasi. Pihak Polda Riau mengiyakan berita mengenai pemberian SP3 terhadap perusahaan terkait, namun pihak Kejaksaan Tinggi Riau tidak mengetahui perkara pemberian SP 3 bagi perusahaan tersebut. (sumber: batampos.co.id)